Kamis, 03 Februari 2011

^" JATI DIRI "^


           Sepanjang hidup, ada cara-cara yang lebih mudah dan lebih sulit untuk memperoleh hasil-hasil yang kita pilih. Tujuan hidup itu tidak ada perbedaan. Konsep-konsep berikut ini merupakan sparepart yang disediakan dalam perjalanan untuk membuat perjalanan lebih lancar. Alat-alat ini bekerja dengan kreatifitas dan insuisi kita dan akan lebih jauh membantu kita berjalan lebih sesuai (sejalan) dengan karakter tujuan hidup kita. Pakailah konsep itu selama dan ketika kita merasakan seakan-akan – ini bukan sebuah program untuk diikuti, cara-cara sederhana yang membantu kita mengatur (menyesuaikan) jalan kita dan meneruskan kita sebuah rangkaian pelajaran yang penuh Tujuan hidup.

Percaya Diri
Percaya diri merupakan sebuah alat yang cepat dan mudah untuk menggunakan kecerdasan intuisi atau kreatif kita. Kita dapat menggunakannya dalam sejumlah cara-cara yang berbeda.

Kejelasan
Berbicaralah dengan kejelasan. Ungkapkan diri kita dengan penuh Tujuan hidup. Kejelasan memelihara kepercayaan diri dan merupakan sumber kemungkinan yang sangat besar.

Proporsional
Kurangi setiap sesuatu sampai pada dasar intisarinya. Selanjutnya kita selalu dapat menguraikannya. Mengetahui intisari sesuatu membantu kita menyatukan sesuatu itu dengan Tujuan hidup kita.

Intuisi Kreatif
Segala sesuatu adalah mungkin melalui pikiran kreatif kita. Kreatifitas dan intuisi “tahu”. Pikiran logis kemudian mulai mamahmi. Menjalani Tujuan hidup kita artinya pertama dikendarai oleh pikiran intitif/kreatif dan kedua memahaminya dalam kebiasaan lurus (mengalir lurus).

Kesederhanaan
Jika kita dapat mengatakan sesuatu secara sederhana barankali kita memahaminya, jika tidak dapat, barangkali kita tidak paham. Katakan apa yang kita maksudkan dan artikan apa yang kita katakan. Tujuan hidup kita adalah bagian yang paling jujur dari diri kita.
Bagi saya, kesedarhanaan mempunyai sebuah kebersihan mengenainya, sebuah kemurnian.

Kerjasama
Apapun Tujuan hidup yang kita pilih untuk diri kita sendiri kita perlu orang lain untuk menjalankannya. Kerjasama yang besar dilahirkan (diciptakan) dari sebuah rasa hormat yang mendasar kepada pandangan-pandangan dan kemampuan-kemampuan orang lain.

Tingkatkan Konsep Diri
Kepribadian kita sebagai wadah dan konsep islamlah yang mengisinya.
Mengapa kita perlu mengenal konsep diri? Lihat kembali ayat QS. At-Taghabun :16. Di sana terbukti bahwa potensi manusia itu terbatas, dan kita harus berislam dalam keterbatasan itu. Kemudian Rasulullah SAW juga telah mengeluarkan sabdanya di atas. Artinya konsep diri akan membantu kita dalam memposisikan dalam kehidupan sosial. Konsep diri juga membantu kita untuk bersifat tawadhu. Tawadhu berarti kemampuan memposisikan diri sewajarnya. Bukan berarti tawadhu itu bahwa kita tidak memilki apa-apa. Konsep diri juga merupakan salah satu langkah untuk menyerap Islam ke dalam diri. Ada 3 langkah dalam menyerap Islam, yaitu :

a.Memiliki konsep diri yang jelas
b.Memahami Islam sebagai pengisi wadah tersebut
c.Melakukan pengadaptasian antara konsep diri dengan konsep Islam.

Menurut Ibnul Qayyim ada 2 pengetahuan terpenting dalam pengenalan diri yaitu : Ma’rifatullah dan Ma’rifatunnafs. Maksudnya, mengetahui Alloh berarti mengetahui tujuan hidup; mengetahui diri sendiri berarti mengantar bagaimana sampai ke tujuan.

STANDARDISASI
Aku diri dan aku sosial adalah variabel, sedangkan standarnya adalah nilai Islam. Ini harus dijadikan standar dan yang membimbing diri kita. Oleh karena itu tingkatan diri yang paling ideal adalah saat pengaptasian antara diri kita dengan nilai itu semakin klop. Itu yang harus kita usahakan.

Aku diri : pemahaman diri yang efeknya memberikan ketenangan karena kita memahami diri kita.
Aku sosial : memberikan rasa penerimaan, apakah kita diterima dalam kehidupan sosial atau tidak.
Aku ideal : bagaimana kita menjadi benar
Kadang ketika kita melakukan sebuah nilai Islam, kita tidak diterima secara sosial. Ini bukan satu kesalahan yang perlu membuat kita minder. Contohnya saat mulai berjilbab, orang–orang sekitar mempersepsikannya sebagai sebuah keterbelakangan. Tetapi setelah banyak wanita berjilbab berprestasi tinggi di suatu instansi, perlahan-lahan persepsi itu hilang. Oleh karena itu selalu ada tarik-menarik antara aku diri dan aku sosial. Jika kita terlalu kuat pada aku sosial, kita dapat menjadi penjilat. Bila kita terlalu kuat pada aku diri, kita akan sulit bekerja sama. Yang membuat kedua-duanya seimbang adalah aku ideal.

Dengan mengetahui konsep diri yang jelas kita akan mengetahui secara terokus apa yang dapat kita kontribusikan. Dengan konsep diri kita akan mengetahui sejauh mana kita mempunyai arah atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar